Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanamanorisinil Indonesia yang berasal berdasarkan pulau Banda. Tanaman ini adalah tanamankeras yang dapat berumur panjang sampai lebih menurut 100 tahun. Tanaman pala tumbuh menggunakan baik pada wilayah tropis, selain di Indonesia terdapat jua di Amerika, Asia & Afrika. Pala termasuk famili Myristicaceae yg terdiri atas 15 genus (marga) & 250 species (jenis). Dari 15 marga tadi 5 marga pada antaranya berada di wilayah tropis Amerika, 6 marga pada tropis Afrika & 4 marga di tropis Asia (Rismunandar 1990). Tanaman pala merupakan flora berbatang sedang dengan tinggi mencapai 18 m, mempunyai daun berbentuk bulat telur atau lonjong yg selalu hijau sepanjang tahun. Pohon pala dapat tumbuh di wilayah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari bagian atas laut, beriklim lembab & panas, curah hujan 2.000-3.500 mm tanpa mengalami periode ekspresi dominan kemarau secara nyata. Daerah penghasil utama pala di Indonesia adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Barat & Papua. Pala dikenal menjadi tumbuhan rempah yg memiliki nilai ekonomis dan multiguna lantaran setiap bagian flora bisa dimanfaatkan dalam banyak sekali industri. Biji, fuli & minyak pala adalah komoditas ekspor dan dipakai dalam industri kuliner & minuman. Minyak yang dari dari biji, fuli dan daun poly dipakai buat industri obat-obatan, parfum dan kosmetik. Buah pala berbentuk bulat berkulit kuning bila sudah tua, berdaging putih. Bijinya berkulit tipis agak keras berwarna hitam kecokelatan yang dibungkus fuli berwarna merah padam. Isi bijinya putih, bila dikeringkan sebagai kecokelatan gelap menggunakan aroma spesial. Buah pala terdiri atas daging butir (77,8%), fuli (4 %), tempurung (lima,1%) dan biji (13,1%) (Rismunandar, 1990). Secara komersial biji pala & fuli (mace) adalah bagian terpenting berdasarkan butir pala & bisa dibuat sebagai banyak sekali produk antara lain minyak atsiri dan oleoresin. Produk lain yang mungkin dibuat menurut biji pala merupakan mentega pala yaitu trimiristin yang dapat digunakan buat minyak makan dan industri kosmetik (Somaatmaja, 1984). Daging buah pala bisa dimanfaatkan buat diolah menjadi manisan, asinan, dodol, selai, anggur dan sari buah (sirup) pala. Pala adalah galat satu komoditas ekspor yg krusial karena Indonesia adalah negara pengekspor biji dan fuli pala terbesar yaitu memasok sekitar 60% kebutuhan pala dunia. Selain sebagai komoditas ekspor, kebutuhan pada negeri jua cukup tinggi. Produksi pala Indonesia sekitar 19,9 ribu ton per tahun. Luas areal flora pala semakin meningkat berdasarkan tahun ke tahun dan dalam tahun 2005 mencapai 68.691 ha
Jenis-jenis flora pala Di Indonesia dikenal beberapa jenis pala, yaitu : 1. Myristica fragrans, yg adalah jenis utama dan mendominasi jenis lain pada segi mutu juga produktivitas. Tanaman ini merupakan tanamanorisinil pulau Banda. dua. M. argenta Warb, lebih dikenal dengan nama Papuanoot asli dari Papua, khususnya pada daerah ketua burung. Tumbuh pada hutan-hutan, mutunya dibawah pala Banda. 3. M. scheffert Warb. terdapat pada hutan-hutan Papua. 4. M. speciosa, Terdapat pada pulau Bacan. Jenis ini tidak memiliki nilai ekonomi 5. M. succeanea, masih ada di pulau Halmahera. Jenis ini tidak memiliki nilai ekonomi B. Buah pala (Myristica fragrans Houtt) Tanaman ini berasal menurut pulau Banda dan sekarang sudah menyebar ke daerah-wilayah lain Indonesia, bahkan sampai pada Grenada, Amerika Tengah dan lain-lain. Jenis ini hingga sekarang masih merupakan jenis yang unggul primer pada Indonesia, tumbuh baik pada wilayah pegunungan dengan ketinggian kurang menurut 700 meter menurut permukaan laut. Jenis ini membentuk pohon yang tingginya lebih dari 18 meter dan berdiameter 30-45 centimeter. -Teknologi Pengolahan PalaBuah buat keperluan rempah biasa dipetik dalam umur 9 bulan sejak mulai persarian bunga. Buahnya berbentuk peer, lebar, ujungnya meruncing, kulitnya licin, berdaging dan cukup poly mengandung air. Jika sudah masak petik warnanya kuning pucat & membelah 2, lalu jatuh (Gambar 1). Biji pala tunggal, berkeping 2, dilidungi sang tempurung, walaupun tidak tebal akan tetapi cukup keras. Bentuk biji bulat telur sampai oval, mempunyai tempurung berwarna coklat tua & licin permukaannya apabila sudah cukup tua dan kering. Tetapi jika butir masih muda atau setengah tua, sehabis dikeringkan warnanya sebagai coklat belia pada bagian bawah & coklat tua pada bagian atasnya dengan bagian atas yang keriput dan beraluran. Biji & fuli yang berasal berdasarkan buah yang relatif tua dimanfaatkan sebagai rempah, sedangkan yg dari berdasarkan butir yg belia dimanfaatkan sebagai bahan standar minyak pala karena kandungan minyak atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada biji yg berasal menurut buah yang tua. Pada buah muda (umur 4–lima bulan) kadar minyak atsiri berkisar antara 8–17% atau rata-homogen 12%
Penulis: Nanik Anggoro P, SP, M.Si / Penyuluh Pertanian BBP2TP
Email : nanik.anggoro@gmail.com
Sumber: Teknologi pengolahan Pala, Badan Litbang Pertanian, 2007